#LinkList2 h2 { display:none; } #LinkList2 ul { list-style: none; } #LinkList2 li { float: left; } #LinkList2 a:link, #LinkList2 a:visited { padding: 5px; display: block; color:#fff; font-size:11px; font-family: "Times New Roman", Serif; } #LinkList2 a:hover { padding: 5px; display: block; color:#ff0000; font-size:11px; font-family: "Times New Roman", Serif; }

Rabu, 31 Maret 2010

Tanpa Sebab 50 Ekor Sapi Mati

MERAUKE —Sebanyak 50 ekor sapi dari total seluruhnya 500 yang didatangkan dari Nusa Tenggara Barat (NTB) oleh Dinas Peternakan Kabupaten Merauke mati. Diduga, sapi-sapi yang mati itu akibat kurang diberikan makan sehingga kian hari kondisi badannya menurun drastis. Sapi tersebut sesuai rencana dibagikan kepada pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintah setempat dan perwakilan beberapa masyarakat.

Informasi yang dihimpun di Rumah Potong Hewan (RPH) milik Dinas Peternakan Kabupaten Merauke, Rabu (31/4), dari 500 ekor sapi, kurang lebih 50 ekor yang mati. “Saya melihat di daftar buku jika banyak sapi yang mati. Tidak tahu penyebabnya tetapi kemungkinan karena kurang diberikan makanan secara baik sehingga kondisi fisiknya menurun,” kata salah seorang warga sekitar.

Menurutnya, saat diturunkan pertama, tidak langsung di bawa ke RPH tetapi agak jauh dari tempat tersebut sehingga banyak yang mati. “Memang ada juga yang mati setelah dibawa dan dikandangkan di RPH. Saya juga tidak tahu apakah begitu mati langsung dikuburkan atau tidak. Ya, ada petugas yang melakukan penjagaan disini sehingga dia tahu akan jumlah yang mati,” tuturnya.

Secara terpisah Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Merauke, Ir. Bambang Trihardjo yang ditemui di ruang kerjanya membenarkan ada sejumlah sapi yang mati, tetapi tidak mencapai 50. “Memang ada sapi yang mati saat diturunkan dari kapal beberapa waktu lalu. Itu karena di atas kapal, tidak hanya mengangkut ternak, tetapi barang-barang lain juga,” ungkap Bambang.

Jumlah yang mati saat diturunkan, kata Bambang, 13 ekor dan ada juga ketika sudah di kandangkan di RPH. “Sampai sekarang saya belum mendapatkan laporan secara resmi dari petugas RPH tentang jumlah yang mati. Tetapi yang jelas bahwa tidak sampai 50 ekor. Saya akan cek lagi untuk bisa mengetahui jumlah yang mati sehingga lebih jelas lagi,” katanya.

Pengadaan sapi dimaksud, menurut dia, akan diberikan kepada para PNS dan juga perwakilan masyarakat. Tujuannya agar bisa menjadi bekal ketika sudah pensiun. Sapi-sapi yang diberikan tidak gratis, tetapi akan dipotong dari gaji dan insentif yang diangsurkan tiap bulan. Saat ini, banyak yang telah diambil para PNS untuk dipelihara dan sisanya akan diambil dalam waktu dekat. Dan, untuk sementara ditampung di RPH.

Dijelaskannya, saat pendropingan 500 sapi dari NTB itu, pihaknya bekerjasama dengan pihak ketiga. Jadi, yang telah mati menjadi tanggungjawab dari bersangkutan sesuai hasil kesepakatan yang telah dibuat bersama. Untuk satu ekor saat dibeli di NTB, katanya, Rp 4.750.000,00. Jadi, bisa dikalkulasikan total anggaran yang digunakan untuk pembelian. “Apa yang kita lakukan ini semata-mata untuk mengembangkan populasi ternak di Kabupaten Merauke,” tandasnya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

BELINYA PAKE UANG HARAM TUH JD GAMPANG MATINYA

Anonim mengatakan...

hahahahahahha....................