#LinkList2 h2 { display:none; } #LinkList2 ul { list-style: none; } #LinkList2 li { float: left; } #LinkList2 a:link, #LinkList2 a:visited { padding: 5px; display: block; color:#fff; font-size:11px; font-family: "Times New Roman", Serif; } #LinkList2 a:hover { padding: 5px; display: block; color:#ff0000; font-size:11px; font-family: "Times New Roman", Serif; }

Rabu, 21 April 2010

Unggul Dengan Pertanian, Merauke bukan Wilayah Terbelakang

Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Merauke menjadi modal tersendiri, yang bila dikelola dengan baik membuat Merauke tidak susah untuk memajukan daerah dengan berbagai pembangunan.

Melihat besarnya potensi SDA, Pemerintah Daerah menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan untuk dikembangkan dan ditingkatkan.
Alhasil. dari waktu-ke waktu, minat warga untuk mengolah lahan-lahan datar nan subur itu terus meningkat, disamping karena mendapat rangsangan motifasi dari Pemerintah, juga lewat dukungan dan pemenuhan alsintan pertanian yang memadai serta tata cara tanam hingga pembibitan dan perawatan tanaman yang baik terus dilakukan.
Alhasil, terus terjadi peningkatan produksi. Sehingga dipastikan Kabupaten Merauke mampu mencukupi kebutuhan pangan di daerah dan bahkan dari hasil produksi padi itu, Merauke juga telah mengirim beras ke beberapa daerah.
Kondisi demikian yang semakin membuat Pemda setempat optimis, bahwa Merauke mampu menjadi lumbung pangan nasional. Kendati diakui, untuk mencapai hal tersebut masih harus dilakukan pembenahan diberbagai hal, salah satunya masalah infrasturktur.
Hanya saja, hal tersebut dianggap bukan satu-satunya penghalang, sepanjang masyarakat Merauke dan seluruh steak holder serta pemerintah pusat selalu mendukung program Merauke Integrated Food And Energy Estate (MIFEE) hingga terwujud.
Setelah beberapa kali tim dari pusat melihat langsung kondisi pertanian di Merauke, berturut-turut mulai dari DPR RI dan disusul 3 Menteri secara langsung ke Merauke untuk memastikan kelayakan daerah ini sebagai kawasan khusus sentra pangan nasional oleh Presiden Republik Indonesia.
Tentu saja, dipilihnya Kabupaten Merauke sebagai kawasan sentra pangan bukan tanpa alasan. Melainkan, karena Merauke sangat potensial untuk dikembangkan, terutama pada sektor pertaniannya secara luas. Dan lewat pengembangan kawasan sentra pangan, juga dipastikan akan mampu menggerakkan perekonomian daerah, terutama dengan masuknya investor dan peluang lapangan kerja yang besar serta berfungsi pula sebagai konpensasi atas perkurangnya areal pertanian di Jawa dan Bali sebagai dampak alih fungsi lahan.
Dan Sabtu (19/4), giliran Dirjen Tanaman Pangan, S. Gatot Irianto, secara langsung ke Merauke untuk melakukan panen raya di Distrik Semangga.
Tidak hanya itu, disela-sela kegiatan, Gatot Irianto secara gamblang mengatakan, bahwa pihaknya sengaja ke Merauke untuk melihat produksi pertanian, khususnya padi.
“ Mifee gaungnya sudah ke mana-mana dan kami ingin melihat langsung. Dan juga untuk mengetes tehnologi kita, nendang atau tidak di masyarakat, dan kami perlu mendengarkan langsung pengakuan dari masyarakat yang membuktikan di lapangan,”terang Gatot.
Setelah melihat langsung hasil produksi pertanian di Merauke, lanjutnya, membuktikan bahwa Kabupaten Merauke bukan wilayah yang terbelangan, sekalipun letaknya jauh dari ibu kota Jakarta.
“ Kita berikan kesempatan kepada petani untuk memilih farietas baru yang dikembangkan langsung di daerah, tidak harus menunggu dari jawa. Disamping mahal juga dimungkinkan hama dari luar dapat masuk ke sini bila kita harus mendatangkan farietas padi dari luar daerah. Ini menunjukkan bahwa kita punya komitmen yang tinggi, termasuk droping farietas baru dan paket petunjuk penggunaan yang tepat agar hasil tanam memuaskan,”katanya.
Dijadikannya Merauke sebagai kawasan sentra pangan Nasional, merupakan solusi untuk mengantisipasi krisis pangan dan energy yang kini tengah melanda dunia.
Tentu saja, dipilihnya Kabupaten Merauke sebagai kawasan sentra pangan bukan tanpa alasan. Melainkan, karena Merauke sangat potensial untuk dikembangkan, terutama pada sektor pertaniannya secara luas.
Dan lewat pengembangan kawasan sentra pangan, juga dipastikan akan mampu menggerakkan perekonomian daerah, terutama dengan masuknya investor dan peluang lapangan kerja yang besar serta berfungsi pula sebagai konpensasi atas perkurangnya areal pertanian di Jawa dan Bali sebagai dampak alih fungsi lahan.//Musamus

Tidak ada komentar: