#LinkList2 h2 { display:none; } #LinkList2 ul { list-style: none; } #LinkList2 li { float: left; } #LinkList2 a:link, #LinkList2 a:visited { padding: 5px; display: block; color:#fff; font-size:11px; font-family: "Times New Roman", Serif; } #LinkList2 a:hover { padding: 5px; display: block; color:#ff0000; font-size:11px; font-family: "Times New Roman", Serif; }

Senin, 24 Mei 2010

Guru Diminta Tingkatkan SDM

MUSAMUS----Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Merauke, drg. Josef Rinta, M.Kes meminta kepada para guru agar meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan mengikuti berbagai kegiatan dan pelatihan serta menjadikan buku-buku referensi sebagai teman dalam hidup. Hal itu dimaksud agar dengan ilmu yang didapatkan, bisa ditularkan kembali kepada anak didik.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Sekda ketika memberikan sambutan pada pelatihan emosional spiritual question (ESQ) yang diikuti oleh perwakilan para guru dari Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Kabupaten Asmat di Aula Pangkat-Kelapa Lima, Selasa (18/5). Sekda juga berharap kepada para guru agar berinteraksi secara baik dengan anak didik. Karena jika komunikasi tak berjalan baik, anak-anak pun tak mungkin menerima dan atau mendapatkan materi pelajaran secara baik.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke itu mengungkapkan jika fakta yang terjadi di sekolah-sekolah di wilayah Selataan Papua, banyak anak-anak di tingkat kampung maupun distrik, tidak bisa sekolah dengan baik. Hal itu dikarenakan oleh tidak adanya guru yang mengabdikan diri dan menjalankan tugas yang telah dipercayakan selama ini. “Saya sudah keliling di distrik-distrik dan melihat jika anak-anak hanya datang ke sekolah dan bermain di lapangan. Ketika ditanyakan, mereka mengaku kalau guru tidak ada. Inilah fakta atau kondisi riil yang harus disikapi dan dicarikan jalan keluar terbaik agar dunia pendidikan bisa berkembang baik,” pintanya.

Jika kondisi dimaksud dibiarkan terus, lanjut Sekda, anak-anak pun tidak akan mendapatkan kesempatan yang baik untuk bisa memperoleh pendidikan seperti anak-anak lain yang tinggal di kota. “Saya juga tidak mengerti kenapa sehingga guru-guru lebih banyak menumpuk di kota. Padahal, di kampung-kampung sangat kekurangan. Mungkin dengan pelatihan ESQ yang diselenggarakan ini, bisa ada pencerahan yang baik sekaligus dibangun diskusi untuk mencari jalan keluar penyelesaian,” tandasnya.

Pada kesempatan itu juga Sekda berharap kepada para guru agar mendidik anak-anak dengan tidak menggunakan kekerasan. Jika seorang anak melakukan suatu kesalahan dalam ruangan kelas, jangan dihukum dengan berlutut sampai jam pelajaran selesai. Cara demikian tidak efektif dan hanya untuk memberikan rasa trauma. Lebih baik anak yang melakukan suatu pelanggaran disuruh ke perpustakaan membaca buku karena dari sana akan didapatkan manfaat yang sangat besar. Mungkin cara demikian, bisa diterapkan ketika akan kembali ke daerah asal masing-masing.

Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Patar Simanjuntak mengungkapkan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah tidak hanya minimnya anak didik tetapi pengembangan karakter dan atau kepribadian dari guru bersangkutan harus diperhatikan. Para guru harus bisa mendampingi anak-anak secara baik ketika sedang mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. (frengky)

Tidak ada komentar: